Dari judul sudah sangat jelas apa yang akan saya cerita. Hahaha. Sebenarnya sudah lama mau nulis tentang kesan-kesan menjadi muslimah berhijab sejak tinggal di Jerman, tapi yaaa gitulah anaknya agak mager dan kurang punya waktu karena ceritanya bakalan panjang nih keep reading ya!!!
Mungkin ada yang binggung atau bertanya-tanya, ah masa dapat berkah, Jerman kan Eropa negara
fashionable gitu bajunya bagus-bagus lucu dll, kamu rugi aja tuh di sana pakai hijab, bla bla bla... NO NO NO. Gak rugi kok mari dimulai saja ceritanya.
fashionable gitu bajunya bagus-bagus lucu dll, kamu rugi aja tuh di sana pakai hijab, bla bla bla... NO NO NO. Gak rugi kok mari dimulai saja ceritanya.
Setelah memasuki umur ke 17 saya memang sudah meniatkan diri untuk pakai hijab nya gak buka-tutup lagi (emang toples) tanpa paksaan dari pihak manapun juga. Umur 18 tahun memulai kehidupan baru menjadi seorang gadis berhijab yang memutuskan untuk kuliah di salah satu negara bagian Eropa tengah yaitu JERMAN. Entah mengapa awalnya saya tidak pernah sama sekali mengkhwatirkan penggunaan hijab disini, saya rabun akan budaya Eropa yang saya tahu ISLAM adalah agama yang mendunia, jadi saya rasa menggunakan hijab bukan hal yang menyusahkan.
Karena proses mengurus paspor, visa dll aman-aman saja dengan pas photo yang berhijab, saya pikir ya berarti aman jugalah di Jerman nanti. Sampai saat dimana saya akhirnya menginjakkan kaki di bumi Allah yang lain dengan jarak ribuan mil dari Indonesia yaitu Jerman dan mulai masuk Studienkolleg*.
Masa Studienkolleg
Hari pertama perkenalan sampai sekarang masih sangat teringat, dalam satu kelas siswa-siswa datang dari berbagai negara, mereka mulai memperkenalkan diri dengan guru bule jerman didepan kelas saya memperkenalkan diri dan diakhir kata saya bertanya "ada pertanyaan lain?" guru saya yang bule jerman ini langsung nanya "Kamu kenapa pakai Kopftuch (hijab)?" waktu itu saya diam sejenak untuk berfikir, ini pertama kalinya ada yang tanya seperti ini, selama di Indonesia siapa sih yang bakalan nanya kenapa pakai hijab, semua orang tahu kalau ini perintah Allah SWT, dalam pikiran saya kenapa pertanyaannya begitu? mereka gak tahu islam apa ? kalau saya pakai hijab berarti saya muslim gimana sih, masih diam dan mikir harus jawab apa ? bilang aja ini perintah Allah saya harus pakai, emang mereka ngerti? saat itu kata untuk menjadi jawaban cuman "Saya muslim" guru ini nanya lagi "oh iya , tapi kenapa?". Kenapa ? kenapa? saya bertanya kediri sendiri, saya anak 18 tahun dengan ilmu agama cetek banget gak tau apa-apa, mau jawab saya anaknya taat perintah agama bu, tapi gak tau bahasa jermannya. Hahahaha. Beruntung dalam 1 kelas ini ada satu teman yang pakai hijab juga dia berasal dari maroko dia yang jawab panjang lebar yang saya sendiri gak tahu dia ngomong apa, sampai si bu guru ini diam dan ngomong "Achso" (means: ohh....).
Setelah kejadian itu saya jadi seperti tertampar, kok bisa niat gak mau buka-tutup hijab lagi tanpa tahu alasan kuat saya berhijab apa, jujur!saya ngaji dari kecil tapi saya gak pernah tuh tahu ayat-ayat tentang hijab, keutamaannya dll, yang saya tahu ajaran dari keluarga setelah baliq wanita dalam islam itu wajib berhijab hanya itu satu-satunya alasanku, tapi masih ada pertanyaan kenapa ? mengapa?.
Akhirnya sejak saat itulah saya mulai mencari-cari tentang keutamaan hijab untuk bisa menguatkan dan menjawab pertanyaan orang-orang/bule-bule ini kenapa saya berhijab.
Silahkan cek surah An-Nur ayat 30-31
Here we go untuk cerita-cerita selanjutnya~
Di Sekolah
Itu tadi cerita hari pertama Studienkolleg sebut saja sekolah biar gampang, besoknya dengan guru yang lain dengan pertanyaan yang sama pula. Kali ini saya bisa jawab bila mereka bertanya kenapa berhijab? saya akan jawab "Saya muslim, wanita dalam islam wajib berhijab! tapi itu tergantung individunya sendiri mereka ingin berhijab atau tidak" hahaha sedikit lebih panjang kan dan kalau jawabnya tergantung individunya pasti respon penanya ohh gitu... HAHAHA
Tapi ada juga pengalaman yang membuat sedih salah satu guru entah dia bercanda atau ... Saya gak tahu dia ngomong ke saya di depan kelas, depan murid-muridnya "hahaha kamu kalau mandi juga pakai tutup kepala?hahha kapan rambut kamu boleh kelihatan?" IYA dia ketawa geli atau entah apalah itu... lalu saya jawab "yang boleh lihat rambut saya cuman (mein männer)" yap saya mau nyebut suami (mein Mann) jadi belibet bilang männer yang artinya laki-laki plural lalu sang bapak guru " HAHAHA ohh laki-laki di sini juga banyak bisa lihat berarti" lalu saya jawab " eh maksudnya mereka (Männer) itu gak boleh lihat rambut saya" waku itu benar-benar gugup guru ini sambil ketawa antara sebenarnya dia sudah tahu konsep berhijab tapi mencoba mempermainkan saya, sedih banget rasanya dalam kelas serasa mau nangis digituin hijabku dimainin, dikata-katain kayak gitu :(
Di Jalan
Kebetulan saya Studienkolleg nya di kota kecil bagian timur Jerman, sudah berminggu-minggu berganti bulan saya di sini tetap saja setiap di jalan ada saja yang ngeliatin sampai segitunya, hmm maksudnya.... ngeliatin gitu deh, tatapan penuh rasa penasaran... kan risih juga lebay banget, kenapa lagi kalau bukan karena hijab ini, tapi saya gak peduli cuman diliatin ini gak masalah bodo amat. Begitulah kota kecil beda dengan Berlin yang orang Turki berhijab udah bertebaran disana, disini orang asing kayak saya gak banyak tapi masih lumayan ada 2 teman rumah yang berhijab jadi kalau jalan bareng masih ada temannya.
Membeli Ice Cream
Seperti anak-anak lainnya saya juga jalan-jalan keluar dari kota kecil Köthen, waktu itu kita kemana ya? lupa pokoknya jalan-jalan deh, trus pengen beli ice cream berarti ini lagi summer. Teman-teman lain mulai pesan, lalu saya juga "mau pesan yang itu deh rasa Tiramisu" yang jual langsung ngomong "wah kalau rasa yang ini kamu gak bisa, ini ada alkoholnya", WOW Alhamdulillah dia tahu kalau saya gak boleh minum/makan alkohol, yuhuu ini karena saya pakai hijab jadi langsung tahu saya seorang muslim. Happy! saya jawab "ah, iya makasih ya.. kalau gitu pesan yang rasa cookies saja" sambil senyum :)
Di ajak ngobrol dan traktir
Kalau lagi nunggu kereta suka ada wanita berhijab yang langsung! iya langsung ajakin ngomong, kenapa ya? hahha yap karena saya berhijab juga, ini kayak kita bertemu saudara sendiri, jadi saat menunggu ada yang menemani ngobrol. Oh iya waktu itu juga ada yang sempat karena saya berhijab dia langsung tahu saya muslim dan nanya, kamu puasa ? waktu itu bulan Ramadhan di Jerman, saya sejak 2012 selalu Ramadhan di Jerman sekarang sudah 2016 bayangin sudah lama sekali puasa 20 jam mulu, maapin langsung curhat hahaha, tadi gimana? oh iya dia langsung!iya langsung tanya kamu puasa? mau buka puasa dirumah saya ? Wow dia seorang ibu asal mana ya? lupa tapi kayaknya Turki deh, Alhamdulillah berkah anak berhijab diajakin makan gratis. HEHEHE
Dapat ucapan salam
Gak heran kalau disini di Jerman maksudnya, orang jerman walaupun gak kenal kadang kalau masuk lift untuk sebuah apartement mereka spontan ngucapin "Halo" dan pasti kita jawab juga dong "halo" pakai senyum :), Nah waktu itu ada yang langsung ngucapin "Assalamualaikum", saya spontan jawab dong ya "waalaikumsalam" pakai senyum :) kenapa? lihat cewe berhijab pasti muslim lah wajib ucapkan salam, kalau kalian beneran ada waktu itu, rasanya adem banget yang ngucapin cowo berkulit hitam gak sangka kan kalau dia muslim. Indahnya~
Selama satu tahun saya mulai menyesuaikan diri dengan keadaan Jerman dengan berhijab ada suka duka tapi Alhamdulillah penuh dengan berkah seperti janji Allah SWT
Alhamdulillah satu tahun gak ada niat sedikitpun untuk membuka hijab, mungkin karena dukungan dari lingkungan sekitar, saat Studienkolleg cewe-cewe berhijab di Köthen ini kita buat liqo/pengajian kecil-kecilan tiap minggu untuk saling mengingatkan.
Cerita disini baru tentang masa-masa Studienkolleg, part 2 nanti saya akan cerita........... baca saja nanti hehehe
*Studienkolleg: sekolah pra-Universitas untuk mahasiswa asing
Liebe Grüße (k)